Lepanews.com, Upaya untuk mengfungsikan Terminal Kairatu, Kecamatan Kairatu, Kabupaten SBB, untuk beroperasi secara maksimal, bukan hal yang mudah, pasalnya ada beberapa kendala yang ditemui Dinas Perhubungan Kabupaten SBB.
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten SBB, Frentje Laturette, SSTP. saat ditemui dikantornya, Dinas Perhubungan SBB, Jalan Neniari, Kota Piru, pada Senin, (27/3/2023 )mengungkapkan, sejumlah persoalan yang menjadi kendala sehingga Terminal Kairatu tidak dapat berfungsi secara maksimal adalah: Adanya terminal bayangan di Pasar Gemba, Desa Gemba atau Waimital, Desa Gemba atau Waimital dikenal sebagai pusat ekonomi yang sudah mapan, sehingga aktifitas didaerah tersebut sudah ramai, karena itu , para supir angkot lebih memilih untuk memarkirkan kendaraannya di Pasar Gemba.
” Sebenarnya untuk mengurangi parkiran angkot, maupun kendaraan lainnya di badan jalan Pasar Gemba itu , Kita sudah bikin penertiban.Dan Kita sudah berkoordinasi dengan Pemdes Waimital ” ungkap Laturette.
Laturette juga menambahkan, sebelumnya Dinas Perhubungan Kabupaten SBB telah melakukan pertemuan dengan pengelola Pasar Waimital, dan Bhabinkamtibmas Desa untuk membicarakan penertiban parkiran di Pasar Gemba, setelah itu dua Minggu berikutnya Dishub SBB kemudian memasang tanda larangan parkir di badan jalan pasar Gemba.
Kepala Dinas Perhubungan SBB ini juga menyatakan, ketika melakukan pertemuan dengan para supir angkot untuk mengaktifkan Terminal Kairatu, para Supir tersebut ragu, sehingga Mereka mengatakan jangan sampai cuma bikin kebijakan panas – panas tai ayam .
Selain itu, kendala lain untuk memfungsikan Terminal Kairatu secara maksimal menurut Laturette adalah, kecendrungan para supir Angkot untuk mengangkut para Penumpang Ferry di Pelabuhan Waipirit, pasalnya letak dari Pasar Gemba lebih dekat ke Pelabuhan Waipirit daripada Terminal Kairatu.
Mantan Camat Inamosol ini mengkuatirkan, jika diberlakukan trayek khusus Waipirit – Kairatu, maka pengguna jasa transportasi umum Angkot akan terkena tambahan biaya transportasi , pasalnya untuk trayek Waipirit – Kairatu biasanya dipatok harga Rp 20.000 hingga 25.000.
” Sekarang ini mungkin Para Pedagang Pasar Kairatu yang keberatan, tetapi mungkin sesudah Katong terapkan kebijakan ini, maka giliran Para Penumpang yang demo Dishub SBB karena adanya penambahan biaya transportasi” cetus Laturette.
Laturette menjabarkan, untuk saat ini kebijakan yang sementara dilakukan oleh Dinas Perhubungan SBB adalah para angkot diperbolehkan masuk ke Terminal Kairatu, selanjutnya Mereka dibebaskan untuk parkir di Terminal Kairatu atau tidak terserah Mereka, selanjutnya Mereka juga dibebaskan untuk mengambil penumpang di Pasar Gemba maupun di Pelabuhan Waipirit .
Kadis Perhubungan SBB juga menandaskan, pihaknya juga telah melakukan dua kali pertemuan dengan Pihak Organda SBB , dimana Mereka (Organda) menyatakan akan mentaati kebijakan Dishub SBB yang terpenting adalah semua fasilitas dan harapan Mereka dapat dipenuhi.
” Jangan sampe nanti teman – teman supir dirugikan karena, dong merasa terbatasi lalu nanti membebani penumpang karena nanti turun naik angkot harus beberapa kali.” ungkap Kadis menyampaikan pernyataan dari Organda SBB.(Nicko Kastanja)