Pemenuhan Standar Pelayanan Pendidikan Sulit Terealisir, Kadis Pendidikan SBB Indikasikan Ketergantungan Daerah Terhadap Anggaran Pempus

Lepanews.com, Tingginya tuntutan Masyarakat terhadap pemenuhan standar pelayanan minimal dibidang Pendidikan masih ibarat jauh panggang dari api, pernyataan ini disampaikan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten SBB, Johan Tahya S.Pd M.Eng saat ditemui di kantornya, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten SBB, Jalan JF Puttileihalat, Kota Piru, Selasa, (14/3/2023).

Menurut Tahya. berdasarkan fakta, dari beberapa kali Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) yang sudah berlangsung tiga kali di Kabupaten SBB ini , dalam rangka penyusunan RKPD SKPD Tahun 2024, terindikasi bahwa, permintaan atau usulan Masyarakat untuk sarana -sarana pelayanan dasar bagi SD ataupun SMP sangat tinggi.

Karena permintaan – permintaan itu, maka Tahya mengindikasikan, masih banyak kekurangan – kekurangan atas sarana dan prasarana pendidikan, hal ini disebabkan anggaran pembangunan untuk bidang pendidikan yang tersedia masih sangat jauh dari yang diharapkan.

” Kondisi ini adalah realita yang tidak dapat disangkali, bahkan salah satu sebabnya adalah, masih tingginya ketergantungan Daerah terhadap penganggaran dari Pemerintah Pusat baik itu melalui Dana Alokasi Khusus ( DAK) maupun DAU peruntukkan bagi Bidang Pendidikan” ungkapnya

Tahya menjabarkan, kebijakan pengelolaan Dana- Dana Pendidikan tersebut tergantung dari Pemerintah Daerah dan Dinas Pendidikan Selaku pelaksana teknis, yang tentunya menginginkan kondisi yang ideal dalam kaitan dengan upaya – upaya peningkatan mutu.

“Namun harus Kita akui bahwa, harapan – harapan itu mungkin saja belum bisa direalisasikan dalam waktu – waktu dekat ini, apalagi paradigma tata kelola yang saat ini diformulasikan, dalam bentuk Merdeka Belajar oleh Pemerintah Pusat, jabarnya.

Sebagai Informasi, Kadis Pendidikan dan Kebudayaan SBB ini menjelaskan bahwa, program Merdeka Belajar yang saat ini telah memasuki episode ke- 23 tersebut, yang selalu menekankan pada upaya meningkatkan kemampuan literasi anak, juga turut berkontribusi pada Assesmen sebagai standar ukur Nasional

Kadis yang berlatar belakang dari dunia pendidikan ini merincikan, kemampuan literasi anak terdiri dari kemampuan baca, tulis dan kemampuan memahami serta kemampuan Literasi terhadap kemampuan konsep- konsep hitung.

Tapi menurut Tahya berdasarkan analisa secara Nasional, satu dari dua anak Indonesia masih memiliki kemampuan literasi dibawah kondisi ideal. (NK).

Pos terkait