Pasca Blokade Jalan Di Tihulale, Kapolres Tegaskan Arus Lalu Lintas Seram Normal Kembali.

LEPANEWS.COM, Setelah sempat tertutup selama beberapa jam akibat aksi blokade dari warga Desa Tihulale, Kecamatan Amalatu, Kabupaten SBB arus lalulintas yang menghubungkan Kabupaten Seram Bagian Barat ( SBB) dengan Kabupaten Maluku Tengah ( Malteng) dan Seram Bagian Timur ( SBT) akhirnya dibuka sehingga arus lalulintas kembali normal.

Aksi blokade jalan yang dilakukan sejak Minggu pagi, (7/5/2023) itu, adalah sebagai bentuk protes terhadap tindakan penganiaan terhadap salah satu tokoh agama yang berinisial HT alias Hein, yang dilakukan oleh warga Desa Hualoy pada Sabtu Sore, (6/5/2023).

Terkait kondisi ini, Kapolres SBB, AKBP Dennie Andreas Dharmawan SIK mengatakan, situasi terakhir di Wilayah Kecamatan Amalatu. terutama di Desa Tihulale dan Hualoy aman terkendali, arus lalulintasnya juga sudah normal.

” Memang arus lalulintas di jalur lintas seram, tepat di Desa Tihulale sempat diblokade, tetapi sudah dibuka dan arus lalu lintas sudah normal ” Kata Dennie Andreas kepada wartawan pada Minggu, (7/5/2023).

Kapolres mengungkapkan, aksi protes warga Tihulale tersebut, untuk meminta pelaku penganiayaan terhadap salah satu tokoh Agama HT supaya diproses sesuai aturan hukum yang berlaku.

Aksi penganiayaan tersebut bermula dari kejadian Laka Lantas, namun warga Tihulale tidak menerima kemudian melakukan blokade jalan.

Aksi blokade tersebut akhirnya dibuka, setelah dilakukan mediasi yang melibatkan para tokoh Desa Tihulale dan Hualoy , yakni Kepala Desa, Kepala Pemuda, para Tokoh kedua Desa tersebut dan korban HT, Pertemuan itu difasilitasi oleh Polres SBB, Kodim 1513 SBB dan Pemkab SBB yang dihadiri langsung oleh Sekda SBB, Alvin Leverne Tuasuun. SP M.Si
“Dari hasil mediasi itu Masyarakat Tihulale, terutama korban dan Masyarakat Hualoy, bersepakat untuk persoalan tersebut diselesaikan secara kekeluargaan dan langsung buka blokade jalan,”bebernya.

AKBP Dennie mengungkapkan, selain itu untuk para pelaku penganiayaan dari kedua desa juga bersepakat untuk berdamai.

“Korban HT ini turun langsung untuk membuka blokade. Kapolsek juga turun jemput HT di Puskesmas, kemudian HT juga turun buka blokade,”tegas Kapolres.

Namun yang terpenting kata, perwira dengan dua melati dipundaknya itu, warga tetap menahan diri, dan tidak terprovokasi dan menyerahkan sepenuhnya kepada aparat penegak hukum.

“Mari kita jaga situasi kamtibmas. Jaga kehidupan orang basudara. Serahkan sepenuhnya kepada aparat keamanan,”pesan Kapolres.( Nicko Kastanja)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *