LEPANEWS.COM, Kairatu-Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3AP2KB) Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) menggelar rapat evaluasi percepatan stunting di Kairatu BeacH, Kamis (21/11/2024).
Kepala dinas(Kadis) P3AP2KB SBB, Eta Vanharling mengungkapkan, rapat evaluasi TPPA ini bertujuan untuk mendapatkan dan mengukur gambaran mengenai tindak lanjut dari audit kasus stunting yang merupakan gagal tumbuh pada anak,yang ditandai dengan tinggi badan pendek lebih dari anak seusianya, dan disebabkan juga karena kekurangan Gizi Kronis, yang terjadi dalam kandungan hingga anak usia 2 tahun, jelas Kadis.
Kata dia, “Masalah Stunting ini merupakan program Nasional,sehingga harus mendapat perhatian serius dari semua pihak baik pemerintah swasta maupun Stacholder lainnya, sehingga angka freselensi stunting di Kabupaten SBB, dari 27 , sekian itu,naik 31,4 % sementara kasusnya yang telah dilakukan Tim Percepatan penurunan stunting di SBB. Dan masalah stunting ini merupakan program nasional ujar, Vanharling.
Kegiatan bacarita stunting merupakan langkah strategis dan ini merupakan tindak lanjut ,menjawab apa yang menjadi program unggulan dari Pj Bupati SBB, Dr. achamad Jais Ely. ST. M. Si, setelah masuk menjadi kepala daerah di Kabupaten SBB.
Sehingga lewat kegiatan ini diharapkan, akan jadi pondasi yang kuat didalam katong membangun sinergi dilintas sektor demi mewujudkan generasi sehat cerdas dan produktif.
Diketahui , Tim TPPS atau percepatan penurunan penurunan stunting, juga perlu mendorong untuk kegiatan ini, dan menjadi PR bagi kita semua untuk aksi yang kedua dan keempat,ucapnya.
Dalam kegiatan tersebut menghadirkan narasumber, Pj Bupati SBB, Sekda, Polres SBB, Dandim SBB, Pimpinan DPRD SBBi sejumlah Forkopimda SBB, Pimpinan OPD, serta para tamu undangan lainnya.
Sementara itu, dalam sambutannya Pj Bupati SBB mengatakan, tidak ada isu untuk kita urus politik, tapi kita urus stunting bebernya.
Pj Bupati mengatakan Bacarita stunting ini harus bacarita diluar, karena biasanya, di kampung dan Dusun, ibu-ibu kalau sudah kumpul bacarita orang tapi kita ganti dengan bacarita stunting, imbuhnya.
Ia juga mengatakan, dalam rangka membahas sesuatu yang sangat penting bagi masa depan anak-anak kita yaitu pengamanan Stunting di Kabupaten SBB. Stunting bukan hanya masalah stastiktik atau masalah data, melainkan cerminan nyata dari pada kondisi kesehatan dan kualitas hidup masyarakat kita.
“Kabupaten SBB yang diberkahi dengan kekayaan yang melimpah dan keragaman budaya kita seharusnya menjadi tempat dimana anak-anak kita harus tumbuh, dengan keterbatasan akibat kekurangan gizi dan mempunyai infeksi berulang,”katanya.
Lebih lanjut pj Bupati menyampaikan Replensiatu stunting saat ini mencapai 31,4% masih jauh dari target nasional sebesar 14%, kondisi ini sebagai penggingat bagi kita semua, bahwa kerja keras masih diperlukankan, kita menghadapi berbagai tantangan yaitu minimnya pemahaman masyarakat tetanng pentingnya Gizi seimbang, akses kesehatan yang belum merata di wilayah terpencil dan kondisi lingkungan belum memadai, seperti keterbatasan Sanitasi, air bersih, dan fasilitas lainnya. “Namun disaat ini kita semua berkumpul untuk membahas tentang yang dihadapi, semangat Kasih Bening SBB Katong Samua ikut bergerak bersama memerangi Stunting dari Dusun, desa, kecamatan, sampai ke Kabupaten dari orang besar, orang kecil, sedang sampe oma-opa, urainya.
Semangat ini tentang kebersamaan dan kolaborasi yang mengingatkan kita bahwa masalah sebesar apapun dapat diatasi jika kita berkomitmen bersatu hati serta bertekad untuk mengatasinya.
Tambahnya, Stunting bukan hanya tanggung jawab sektir Kesehatan ini adalah tantangan lintas sektor yang melibatkan Pendidikan, ekonomi, Infrasuktur dan sosial, dan membutuhkan pendekatan konferensip yang melibatkan semua unsur, untuk menjadi unjung tombak perubahan , dan memastikan setiap program itu benar dan tepat sasaran.
Bacarita Stuntih hari ini merupakan wujudnya nyatadan seperti tersebut. Kita akan berdialog, saling mendengar dan mencari solusi bersama. Kabupaten SBB memiliki peluang besar untuk mencetak generasi emas yang sehat dan berkualitas, “apalagi menuju Indonesia emas 2045.Namun peluang ini tidak akan terwujud jika kita hanya bekerja sendiri-sendiri. ” Kita harus memastikan bahwa, Anak-anak kita di wilayah ini dari desa pesisir hingga pelosok pegunungan memiliki kesempatan yang sama untuk tumbuh dan sehat dan produktif.
Ia juga mengingatkan, bahwa kegiatan ini adalah langkah strategis untuk mengisi rencana aksi yang lebih terarah berbasis data responsif terhadap kebutuhan dilapangan, mari kita wujudkan semangat Kasih Benih SBB dalam setiap langkah kita.
Jadi ada dua inovasi, kita Kasih Benih SBB, dalam rangka menurunkan Stunting.
Pj Bupati juga ingatkan agar di tahun 2025 ini dua program yang harus di jalankan dan masuk dalam RKA adalah Kasih Benih SBB dan PK Desa.
Mari kita wujudkan Kasih Benih SBB dalam setiap langkah kita, sehingga dapat mengatasi Stunting dan menjadikan Kabupaten SBB Wilayah yang sehat, Sejahtera dan membanggakan, tutup Pj Bupati. (*