Mantul, WBP Lapas Namlea Ciptakan Kursi Dari Rotan

Lepanews.com, Namlea, Mantap betul beragam bentuk pembinaan kemandirian yang diterapkan oleh Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Namlea kepada Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) khususnya dalam kegiatan produksi. Hal ini terbukti lewat kepiawaian WBP saat membuat kursi dari bahan rotan, Jumat (29/7).

Selama membuat salah satu kerajinan tangan tersebut, para WBP mendapatkan pengawasan dan bimbingan petugas mulai dari pembuatan kerangka kursi, penganyaman, sampai dengan proses finishing yaitu pengamplasan secara manual.

Mustafa La Abidin selaku Kepala Subseksi (Kasubsi) Pembinaan juga tak ingin ketinggalan menyaksikan olah skil WBP yang berlangsung di ruang pembinaan kemandirian itu. Di sela-sela kegiatan, ia menuturkan bahwa beberapa WBP sudah memiliki kemampuan dalam membuat kursi dari rotan yang sebelumnya sudah terbentuk secara otodidak.

“Ada beberapa yang kami latih dan ada juga yang sudah bisa membuatnya tanpa harus dibimbing. Saya sendiri juga terpukau dengan kelebihan-kelebihan WBP dalam membuat karya-karya kreatif salah satunya kursi yang terbuat dari rotan ini,” tutur Mustafa.

Ia juga mengatakan selain untuk mengoptimalkan pembinaan kemandirian terhadap WBP, kegiatan ini juga bisa menjadi sarana untuk meningkatkan kegiatan produksi yang merupakan salah satu tujuan dari Lapas Namlea.

“Segala macam bentuk kegiatan dari program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembinaan kemandirian serta meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan oleh WBP. Tak hanya itu apabila produk-produk ini memiliki nilai jual di pasaran, juga dapat berdampak terhadap peningkatan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) di Lapas,” jelasnya lagi.

Sementara itu, Pelaksana Harian (Plh) Kepala Lapas, Tersih Victor Noya mengharapkan kegiatan pembinaan ini dapat memberikan positive effect kepada WBP, terutama ketika sudah menghirup udara bebas nanti, keterampilan dan skill yang telah dipelajari dapat berguna ditengah-tengah masyarakat.

“Setidaknya ketika sudah keluar nanti, mereka tidak lagi mengalami kesulitan dalam dunia pekerjaan dengan apa yang telah mereka pelajari selama mengikuti pembinaan di Lapas. Berbagai skil dan keterampilan bisa mereka aplikasikan ketika sudah bergabung di lingkungan masyarakat. Tapi satu hal terpenting yang tak boleh dilupakan yakni mereka sudah bisa memperbaiki diri dan tidak lagi mengulangi tindak pidana yang sama,” harap Tersih. ((

Pos terkait