Lepanews.com, Penjabat Wali Kota Bodewin Wattimena dan Ketua TP-PKK Kota Ambon Ny. Lissa Wattimena menghadiri launching Pojok Peduli TBC-Stunting Mandiri dan peringatan Hari TBC Sedunia di Negeri Laha, Kecamatan Teluk Ambon, Kota Ambon, Senin (3/4/2023).
Launching dilakukan oleh Duta Parenting Maluku Widya Pratiwi Murad ditandai dengan pemukulan tifa yang disaksikan lagsung oleh OPD kota maupun provinsi, jajaran Forkopimda dan para tamu undangan lainnya.
Penjabat memberikan apresiasi dan penghargaan yang tinggi bagi Gubernur Murad Ismail dan Ketua TP-PKK Maluku Widya Pratiwi Murad yang bisa melakukan banyak perubahan di daerah ini.
“Pemerintah Kota Ambon berterima kasih dengan adanya pembentukan Desa Peduli TBC-Stunting di Negeri Laha yang diprakarsai oleh Pemerintah provinsi Maluku. Secara khusus kami menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi – tingginya kepada Gubernur Maluku atas dukungan, perhatian, dan kepedulian bagi Pemerintah dan warga Kota Ambon selama ini,” ucapnya.
Penujukan Negeri Laha sudah tepat karena merupakan lokus penanganan TBC dan Stunting Pemkot Ambon. Negeri Laha termasuk lokus untuk penanganan TBC dan stunting dikarenakan angka prevalensi pada negeri ini masih cukup banyak.
Data program pengendalian Tuberkulosis Kota Ambon menunjukkan bahwa jumlah kasus baru TBC di Kota Ambon dalam 3 tahun terakhir cenderung meningkat, di mana pada tahun 2020 jumlah kasus baru TBC sebanyak 716 penderita, tahun 2021 sebanyak 961, sedangkan
Tahun 2022 sebanyak 1.296 penderita. Sementara jumlah kematian penderita TBC pada tahun 2020 adalah 32 kematian, tahun 2021 lebih sedikit menurun yaitu 23 dan Tahun 2022 masih sama juga di tahun di tahun sebelum dengan angka 23.
“Angka ini memberikan indikasi bahwa tingkat penularan TBC dalam masyarakat di Kota Ambon masih cukup tinggi. Karena itu, kita harus terus berupaya untuk dapat menekan angka kesakitan dan kematian akibat TBC agar Kota Ambon dapat mencapai target dalam eliminasi TBC di tahun 2030,” ajaknya.
Selanjutnya, berdasarkan data riset kesehatan dasar menunjukkan angka prevalensi stunting di Kota Ambon pada tahun 2021 sebanyak 28,1% dan mengalami penurunan menjadi 21,1% pada Tahun 2022.
Dari gambaran singkat tentang kondisi TBC dan Stunting di Kota Ambon, maka keberhasilan pencapaian derajat kesehatan masyarakat melalui intervensi serta eliminasi penyakit menular TBC ini bukan hanya menjadi tanggung jawab Dinas Kesehatan, namun perlu melibatkan seluruh stakeholder baik di pusat maupun provinsi.
Hal itu menjadi salah satu solusi juga motivasi untuk meningkatkan kolaborasi s penyelesaian masalah – masalah kesehatan di masyarakat.
“Menjadi desa peduli berarti pemerintah dan penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan serta kemampuan untuk mencegah dan mengatasi TBC dan penanganan stunting secara mandiri di wilayahnya,” tandasnya.
Penjabat menambahkan, motor penggerak program ini adalah kader yang dilatih dengan pengetahuan mengenai TBC dan stunting untuk nantinya bertugas pada pojok peduli di balai desa.
“Dengan demikian masyarakat yang datang berurusan, mendapatkan informasi dan komunikasi mengenai TBC dan Stunting,” pungkasnya. (*