Lepanews.com, Namlea, INFO_PAS – Berbagai upaya terus dilakukan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III untuk mengoptimalkan pembinaan kepribadian terhadap Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP). Hal ini terlihat saat Lapas Namlea dan rohaniawan Prison Diaconian Ministry (PDM) dari Gereja Bethel Indonesia melaksanakan pembinaan kepribadian di bidang kerohanian bersama WBP beragama Kristen yang bertempat di Gereja Getsemani Lapas, Rabu (24/8).
“Hari ini kami dikunjungi tamu yang turut membantu kami dalam melakukan bimbingan rohani. Walaupun kunjungan ini tidak berlangsung lama, tetapi sangat bermakna bagi kami khususnya dalam meningkatkan spiritualitas WBP Lapas Namlea,” ujar Tersih Victor Noya selaku Pelaksana Harian Kepala Lapas Namlea seraya mendampingi para pendeta saat melaksanakan bimbingan rohani.
Tersih juga menjelaskan rohaniawan PDM atau Pelayanan Diakonia Penjara Inter Denominasi Indonesia ini juga telah bekerjasama dengan Direktur Jenderal Pemasyarakatan (Dirjenpas). Ia mengatakan sebelumnya telah dilakukan pembicaraan dengan pembina PDM mengenai kerja sama dalam hal pembinaan kerohanian. Maka dari itu Dirjenpas berpesan agar pihak PDM dapat berkunjung ke seluruh Lapas di Indonesia untuk melakukan bimbingan rohani kepada WBP beragama Kristen.
“Atas kerja sama ini tentunya kami menaruh harapan besar bahwa kedepannya pembinaan kerohanian terhadap WBP khususnya yang beragama Kristen dapat semakin optimal. Selain itu harapannya kunjungan pihak PDM ini bukan hanya sekali tapi berkali-kali agar bersama-sama kita ciptakan WBP yang berbudi luhur dan juga taat beragama,” harap Tersih.
Sementara itu, Gerret Sahetapy selaku pendeta dari PDM menyampaikan terima kasih atas sambutan hangat dari pegawai dan WBP Lapas Namlea. Ia berharap lewat pembinaan kerohanian yang dilaksanakan dapat meningkatkan keimanan WBP sehingga bisa menjadi pribadi yang lebih baik.
“Lewat pelayanan yang kami berikan harapannya WBP dapat membentengi diri menjadi seseorang yang lebih baik dari sebelumnya sehingga tidak lagi mengulangi kesalahan yang dilakukan sebelumnya terlebih ketika mereka sudah bebas dan berinteraksi dengan masyarakat nanti,” ucap Gerret.
***